Karimun

Refleksi Menyongsong Muktamar Pemikiran Santri Nusantara III Tahun 2020 – Kepri Terdepan


  • Oleh : H. Muhammad Nasir. S.Ag, MH, Kakan Kemenag Lingga

Diantara sub tema pada Muktamar Pemikiran Santri Nusantara ketiga tahun 2020 adalah Revitalisasi Nilai-Nilai Pesantren. Tema ini disamping memiliki wawasan pemberdayaan juga mengandung prinsip-prinsip modernisasi yang menjadi tren budaya milenial saat ini.

Pergerakan pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam di Indonesia, sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Pemerintah bersama lembaga kemasyarakatan berkomitmen bahwa pesantren harus menjadi lembaga pendidikan modern yang milenialistik yang memiliki sikap moderat, santun, terbaik, dan adil. Komitmen ini dibuktikan dengan ditetapkannya Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : 7272 Tahun 2019 Tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama pada Pendidikan Islam, termasuk pendidikan pesantren.

Sejak ditetapkan pada 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, pendidikan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan yang berbasis Islam, sejak itu pula pesantren memiliki semangat dan famoria nasional dan bahkan internasional. Pesantren tidak lagi disebut sebagai lembaga tradisional yang inklusif, tetapi di kenal sebagai lembaga pendidikan yang modern dan eksklusif, walapun pesantren memiliki sejarah perjuangan panjang dalam periode perkembangannya.

Pesantren merupakan ssstem pendidikan yang sudah berkembang jauh sebelum negeri ini merdeka, dan bahkan sebelum kerajaan Islam berdiri. Pendidikan yang sering disebut tradisional ini telah banyak berjasa besar dalam menumbuh kembangkan semangat cinta tanah air, semangat kebersamaan dan semangat keimanan di tengah masyarakat. Semangat inilah yang dikemudian hari bersama kekuatan social masyarakat lainnya menjadi tulang punggung dan basis perjuangan kemerdekaan di Nusantara ini. (Dr.Abd. Munir Mulkan.SU: 2002).

Pesantren terus melakukan penyempurnaan dan penyesuaian dengan perkembangan baru dalam masyarakat sebagaimana yang kita sebutkan di atas. Sebagai lembaga pendidikan yang unik, identitas yang melekat pada lembaga pendidikan ini adalah konsistensinya dalam mengembangkan nilai-nilai dan prinsip–prinsip keilmuan secara komprehensif sehingga melahirkan para ulama di tengah masyarakat.

Identitas ini harus dipertahankan dan dipupuk secara terus menerus, karena kita tidak ingin terjadi kelangkahan para ulama di tengah masyarakat di kemudian hari. Gerakan-gerakan kelimuan yang lahir dari pesantren harus bangkit. Pemikiran Islam tentang Ilmu dan pendidikan hingga praktik di masyarakat terus dikaji ulang secara berkelanjutan sampai kepada bangunan struktur kesatuan Ilmu tanpa dikotomi terus di kembangkan. Dari identitas demikian maka peran dan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan dan Ilmu pengetahuan dapat tumbuh dan berkembang. Dari nilai-nilai dan prinsif inilah lahirnya para Ulama yang akan memandu dan membimbing umat di masa depan.

Sampai hari ini dan bahkan sampai kapanpun kita masih sangat membutuhkan para Ulama. Secara konsepsional para ulama tidak hanya sekedar berperan dalam upacara-upara keagamaan tetapi lebih dari itu, ulama dapat berperan dan masuk dalam proses demokratisasi perpolitikan dan pergerakan pembangunan bangsa dan agama. Otoritas para ulama adalah karena ilmunya, akhlaqnya, dan yang tak kalah pentingnya adalah perannya dalam pembangunan peradaban bangsa. Melalui peran ulama itulah kita berharap lahirnya etos dan peradaban modern yang sedang kita bangun saat ini.

Peran dan fungsi lembaga pesantren , disamping sebagai tempat lehirnya para Ulama, juga berfungsi sebagai lembaga pengembangan budaya bangsa yang berbasis dan berwawasan keislaman yang menyatu padu dengan cita-cita pembangunan nasional. Maka sangat tepat , sub tema Muktamar Hari Santri Nasional ke III yang mengangkat Judul Revitalisasi Nilai-Nilai Pesantren, yang bersempena dengan peringatan hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober 2020 mendatang. Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, pesantren adalah wadah tempat lahirnya para ilmuan yang memiliki wawasan ke-islaman dan wawasan non kei-islaman secara integral, terpadu dan komprehensif. Para ulama disamping sebagai seorang kiyai, juga sebagai seorang saintis, yang memiliki pengetahuan Ilmiyah dengan kapasitasnya sebagai seorang pemikir. Mereka ( para Ulama ) memiliki sifat keilmuan yang rasional, empiris, netral, etik dan obyektif ( Hidayat Nataatmadja : 1994 ).

Oleh sebab itu sudah saatnya pesantren harus menjadi pelopor lahirnya peradaban baru yang modern dan demokratis, maju serta mampu menjawab tantangan modernisasi yang milenialistik. Untuk mewujudkan hal itu kita harus melakukan revitalisasi nilai-nilai pesantren yang selama ini dikembangkan. Mengembangkan nilai-nilai ke-pesantrenan harus dimulai dengan pengembangan nilai budaya ilmiyah berbasis kitab kuning dengan menguasai ilmu pengetahuan dan tehnilogi sekaligus. Budaya ilmiyah tersebut harus tertanam sebagai tradisi yang dijunjung tinggi. Prinsif-prinsif berfikir ilmiyah harus menjadi metologi yang dipertahankan dan dikembangkan, baik Ilmiyah dalam persfektif al-quran dan sunnah maupun ilmiyah dalam persfektif kontemporer. Kita tidak menjelaskan kedua persfektif tersebut, tapi yang jelas kedua persfektif itu harus di dasarkan pada empat unsur penting yaitu metodologis, sistimatis, rasional, dan obyektif dalam penggalian Ilmu pengetahuan dan pembelajaran di pesantren.

Disamping budaya ilmiah diatas, pesantren memiliki nilai-nilai budaya yang bersifat muliya, yaitu nilai penghargaan dan penghormatan yang tinggi terhadap para Kiyai dan Ustaz . Nilai ini merupakan dasar lahirnya sikap kepatuhan dan menerima keberadaan orang lain. Kemudian yang tak kalah pentingya adalah nilai keseimbangan antara budaya ilmiyah dan budaya ibadah serta amaliyah sebagai buah Ilmu pengetahuan. Budaya inilah yang menjadi simpul moralitas dan akhlak yang akan menjadi kepribadian bangsa di belakang hari. Akhirnya kita berharap Peringatan Hari Santri Tahun ini , dapat menjadi momentum dan semangat untuk memperkuat kembali serta membumikan nilai-nilai akhlak dan moralitas berbangsa dan bernegara.

Selamat menyambut Hari Santri 2020, Santri Sehat Indonesia Kuat.***



Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

Ke Atas