Karimun

Sujud Kehidupan | Haluan Kepri – Kepri Terdepan


  • Oleh: H. Muhammad Nasir. S.Ag., M.H, Kakan Kemenag Lingga

“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” (QS. Arf Ra’d: 15).

Anugerah terindah yang diberikan Allah SWT kepada manusia dalam hidup ini adalah kehidupan itu sendiri. Dengan adanya kehidupan, penciptaan manusia di bumi memiliki makna yang agung dan mulia. Makna tertinggi dari kehidupan manusia terletak pada ibadah. Artinya dengan Ibadah hidup manusia akan bermakna. Salah satu ibadah paling utama yang diwajibkan Allah SWT kepada orang beriman adalah shalat. Ibadah shalat sangat menentukan kedudukan seorang hamba dihadapan Tuhannya.

Agama dan kehidupan tak dapat dipisah satu sama lain. Keduanya saling terkait dan terpadu ibarat rumah dengan tiangnya. Dalam Islam, shalat adalah tiang agama, semakin kuat dan kokoh tiang agama seseorang , akan semakin kuat dan kokoh pula kehidupan agamanya (kemuliaan hidup). Dan runtuhnya kemuliaan hidup seseorang disebabkan oleh robohnya tiang agamanya.

Hal ini disebutkan dalam hadits Rasulullah saw yang artinya : “Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah merubuhkan agama”( HR. Baihaqi).

Diantara gerakan shalat yang menjadi tolok ukur sempurnanya ibadah shalat adalah sujud. Gerakan sujud merupakan bentuk dan simbol ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya. Maka ukuran kesempurnaan shalat adalah sempurnanya sujud yang dilakukan. Disamping itu, dalam seluruh rangkaian gerakan shalat , sujud adalah tempat yang paling dekat antara hamba dengan Tuhannya.

Hal ini ditegaskan Rasulullah saw, dalam sabda-Nya , Yang artinya “Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa ( HR. Muslim, no. 482 )

Demikian makna sujud dalam ibadah shalat. Dan pertanyaan kita selanjutnya adalah bagaimana implementasi makna sujud dalam kehidupan kita. Karena sujud merupakan simbol ketaatan, maka sujud memiliki makna yang lebih dalam . Gerakan sujud tidak hanya berhenti dalam sholat, tetapi berlanjut menjadi gerakan insfirasi kehidupan. Kehidupan yang terinspirasi dengan gerakan sujud akan mengantarkan seseorang kepada jalan kebenaran dan terpelihara dari kesesatan serta kemungkaran. Orang-orang yang menangkap jalan kebenaran dalam sujudnya ,menjadikan sikap hidupnya lebih tenang dan bersahaja serta memiliki keperibadian yang sangat muliya di hadapan Allah SWT dan di hadapan manusia.

Dalam menjalani proses hidup ini, kadang kita sering merasakan rumit karena banyaknya godaan yang dihadapi, sehingga bisa jadi dapat mematikan lentera hati dan bahkan dapat membelenggu jiwa hampa, duka, nestapa, sengsara, putus asa dan banyak yang lainnya yang menghiyasi langkah hidup kita. Dalam kondisi demikian kita butuh kesadaran baru yang dapat memaknai kembali hidup ini agar menjadi lebih indah dan suci. Seperti indah dan sucinya hati nurani yang dapat memantulkan cahaya pelangi yang dapat menambah indahnya kehidupan ini. Karena itulah hidup ini perlu terarah dan bersahaja sesuai petunjuk Sang Pencipta.

Untuk memaknai hidup demikian, saatnya seorang muslim melalukan sujud kehidupan sebagai bukti ketaatan dalam menjalani sisa-sisa kehidupan ini. Sujud dalam kehidupan merupakan konsekuensi khusu’ dan tunduk dalam ketaatan.

Dalam hal ini Allah SWT telah mengingatkan kita dalam QS. Al-Hadid 16 yang artinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. AlHadid: 16).

Dalam kontek kemanusiaan, sujud adalah simbol dinamika kehidupan. Maka manusia yang tidak melakukan sujud adalah manusia yang tidak memiliki dinamika dalam hidup. Sujud adalah menyembah Allah SWT yang dilakukan dengan gerakan merendahkan dahi dihadapan-Nya. Ini bertanda bahwa hidup seorang muslim dalam kondisi dan situasi apapun harus menunjukkan gerak, memantulkan dinamika hidup. Seakan-akan, tidak ada tempat bagi seorang muslim yang jumud, statis, dan terbelenggu dalam sikap apatisme. Karena sikap kebekuan dalam hidup, sama saja nilainya dengan kematian.

Dinamika kehidupan yang lahir sebagai akibat sujud, menjadikan seorang muslim lebih dinamis yang terus bergerak dengan sadar membangun kehdupan yang lebih baik. Selalu saja ingin berbuat sesuatu yang positif, berfikir positif, berilmu positif dan akhirnya membuahkan karya positif pula. Gerak kesadaran itu dihayati dengan keyakinan dan tanggungjawab moral yang tinggi, sehingga menjadi suatu aksioma Ilahiyah yang akan menyingkirkan segala keterbelakangan dan kemungkaran. Sebab itu sujudnya sang hamba akan menggetarkan jiwa nya dan membangkitkan jiwa kehidupannya untuk tampil sebagai the over-achiever, seorang yang ingin mempunyai arti mengubah dunia dengan prestasi, menebar kebaikan dengan cinta Ilahi.

Sujud kehidupan, memantulkan keindahan. Sebagaimana keindahan Sang Pencipta yang terpancar dari seluruh penjuru langit dan bumi yang membentang dalam kehidupan ini. Pancaran keindahan itu menjadikan kehidupan terasa begitu nyaman, sejuk, teduh, penuh dengan mahligai dan pesona. Mereka yang telah menikmati sujudnya, akan mengerti dengan misi kehidupannya, yaitu misi kekhalifahan yang ditunjukkan dengan ketundukan dan keta’atan dalam menjalankan perintah Tuhannya. Akhirnya kita berharap , melalui sujud kehidupan, kita menjadi orang-orang yang dinamis dalam kesadaran, khusuk dalam peribadatan serta tunduk dalam kepatuhan. Aamiin.***



Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

Ke Atas