Karimun

Taekwondo Membentuk Kemandirian dan Disiplin Anak – Kepri Terdepan


Batam (HK) – Selain belajar di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, saat ini orang tua diberikan berbagai pilihan ekstrakurikuler serta aktivitas lain untuk membentuk karakter anak, sebagai bekal dalam kehidupan sehari-harinya.

Seperti halnya ananda Aqilah Kirena Qonita, Nawla Aufa Qonita dan Agasthya Khalifi, ketiga bersaudara ini aktif olahraga beladiri Taekwondo di Dojang Kharisma Bangsa yang aktif latihan setiap Rabu, Jumat dan Sabtu.

Bukan sekedar olahraga beladiri, tapi bagi Syamsul Paloh dan isterinya Susi Maiziyanur, dengan taekwondo mereka bisa membentuk karakter anaknya lebih mandiri dan disiplin yang dipraktekkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

“Sejak berlatih taekwondo ada perubahan yang luar biasa, selain mereka sehat juga lebih mandiri dan disiplin,” ujar Maiziyanur kepada wartawan disela-sela mendampingi anaknya latihan di lantai 3 Kepri Mal, Jumat (28/1/21) sore.

Diceritakan, ketiga anaknya dari empat bersaudara mengikuti beladiri taekwondo karena ingin sehat dan juga bekal menjaga diri di kemudian hari, khususnya bagi Agasthya Khalifi sebagai anak laki-laki yang saat ini masih kelas I di SD AIS Al Kafi.

Diluar dugaan, dua putrinya Aqilah Kirena Qonita yang duduk di kelas 5 SD Nabila dan Nawla Aufa Qonita yang masih kelas 3 SD AIS Al Kafi juga tertarik dan akhirnya mereka latihan bersama. Dan ternyata semakin hari ketiganya lebih mandiri dan disiplin, terutama saat di rumah dan latihan taekwondo.

“Setiap mau berangkat latihan mereka mempersiapkan kebutuhan masing-masing, setelah siap baru mereka memanggil mamanya untuk diantar ke tempat latihan. Itulah satu contoh sikap mandiri dan disiplin yang diperoleh dari latihan taekwondo,” cerita Susi Maiziyanur.

Begitu sampai di tempat latihan, terangnya, dia membawa sendiri apa yang menjadi perlengkapannya. Orangtua hanya mengantar saja hingga tujuan karena ketiga belum boleh membawa kendaraan sendiri.

“Kalau terlambat atau ada kesalahan mereka diberikan hukuman yang mendidik, misalnya lari atau push up, dan inilah salah satu yang membentuk karakternya, mereka menjadi disiplin dan tepat waktu,” ungkapnya lagi.

Memasuki tahun kedua ini latihan taekwondo rutin, ia mengaku lebih mudah dan terkesan tanpa beban. Pasalnya, ketiga buah hatinya tidak membebani, bahkan buah hatinya lebih giat membantu ibunya dalam berbagai hal.

Ditanya terkait prestasi olahraga, bagi ia dan suaminya yang terpenting anaknya sehat, imun kuat dan memiliki karakter yang positif. “Kalau berprestasi, ya itu adalah bonus. Karena yang terpenting mereka lebih mandiri dan disiplin,” ungkapnya.

“Bagi saya, ketiganya bisa mengatur jadwal sendiri, mempersiapkan keperluan sendiri sehari-harinya itu lebih dari sebuah prestasi. Yang terpenting anaknya enjoy dan bisa lebih baik kedepan” ujarnya.

Sementara itu, Sabeum Soewito Trikusuman selaku pelatih Taekwondo Dojang Kharisma Bangsa mengatakan, jumlah peserta anak usia taman kanak-kanak hingga sekolah dasar yang mengikuti latihan di dojanganya semakin hari selalu bertambah.

“Banyaknya taekwondoin cilik yang berlatih disini tidak lepas dari kepercayaan para orangtua di Batam atas pembinaan olahraga ini,” ujar Soewito.

Pembinaan di usia dini, ungkap Soewito memegang peran penting menciptakan atlet-atlet yang nantinya akan mengharumkan Batam di tingkat daerah, nasional maupun internasional.

“Pembinaan sejak dini dapat meningkatkan disiplin diri serta pengendalian diri anak,” tutur pemilik DAN IV Kukkiwon ini.

“Sudah banyak dari Dojang ini melahirkan atlet-atlet berbakat dan mengharumkan daerah Batam di tingkat Nasional bahkan mengharumkan Indonesia di tingkat Internasional,” kata Soewito

Dengan banyaknya tempat latihan, Ia berharap, Taekwondo di Batam akan maju dan dikenal oleh banyak kalangan dan mendapatkan dukungan masyarakat. Diterangkannya, seorang yang terlatih dengan Taekwondo akan menjadi pribadi yang percaya diri, tidak hanya dalam segi fisik tetapi juga dalam disiplin mentalnya.

“Belajar beladiri bukan hanya untuk menjadi orang angkuh, sombong dan mengedepankan emosi, tapi belajar menjadi manusia yang rendah hati, simpati dan empati pada orang lain serta punya mental yang kuat dan dapat menahan emosi,” pungkasnya. (ays)



Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

Ke Atas