Karimun

GeNose Alat Pendeteksi Covid-19 yang Dinilai Lebih Efektif – Kepri Terdepan


Alat pendeteksi covid-19 lewat hembusan napas produksi Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, akan dikaji oleh Kementerian Kesehatan untuk diagnosis kasus Covid-19.

“Bisa saja nanti digunakan untuk screening Covid-19, kita lihat dulu efektivitasnya,” kata Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (26/12).

Pihaknya memang sudah memberikan izin edar bagi alat tes itu, Kamis (24/12). Namun, Nadia menegaskan penggunaan GeNose untuk diagnosis masih perlu pembahasan lebih lanjut.

“Izin edar sudah ya, terkait penggunaan sebagai screening ataukah diagnosis masih harus dibahas dulu tentunya dengan para ahli,” terang Nadia.

GeNose diciptakan oleh para ahli di UGM untuk memudahkan pengetesan Covid-19. Selain mudah digunakan, alat ini juga terhitung ekonomis jika dibandingkan dengan tes PCR.

Ketua Tim Pengembangan GeNose, Kuwat Triyana menjelaskan, GeNose dalam mendeteksi covid-19 berbeda dengan tes PCR atau swab yang dilakukan saat ini. GeNose hanya memerlukan embusan nafas yang ditiupkan ke alat, dan hasil akan keluar dalam waktu sekitar dua menit.

Tes dengan alat ini juga disebut tak memerlukan bahan kimia apapun untuk melihat reaksi virus saat uji berlangsung. Biaya tes menggunakan GeNose C19 ini juga akan lebih murah hanya sekitar Rp15-25 ribu.

Hingga Februari 2021 mendatang, Kuwat menyebut pihaknya menargetkan pembuatan alat deteksi itu sebanyak 10 ribu unit. Dengan perhitungan 1 alat bisa dipakai untuk 120 kali tes, ia menyebut akan ada 1,2 juta orang yang bisa menjalani tes tersebut.

“Kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau totalnya 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mentes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam,” jelasnya, melalui rilis yang dikutip dari situs resmi UGM, Sabtu (26/12).

“Kemampuan mentes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus,” lanjutnya.

Setelah izin edar keluar, tim akan mendistribusikan 100 alat tes hasil produksi massal pertamanya yang dibiayai oleh badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenristek/BRIN.*

(sumber: cnnindonesia.com)



Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

Ke Atas